Wilujeng Sumping di Blog VIKING SEMARANG. Salam Satu Hati. PERSIB 1933. KAMI ADA KARNA PERSIB. SEDULURAN SAJANITIPUN

Rabu, 10 Juli 2013

Berjuang Demi Gelar adalah IBADAH..!!!


PERSIB sudah hampir 18 tahun tidak merasakan gelar juara Liga. Terakhir kali tim PERSIB mengangkat trofi juara yaitu pada saat Liga Indonesia pertama 1994-1995, saat laga final mengalahkan Petrokima Putra dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Sutiono Lamso.


Adalah sosok pelatih Indra Muhammad Thohir yang berkat kepiawaiannya meramu tim PERSIB, berhasil memberikan gelar juara bagi para Bobotoh di tahun 94-95 tersebut. Kakek berusia 72 tahun ini mengibaratkan jika bekerja keras demi mempersembahkan gelar juara seperti ibadah membahagiakan banyak orang, terutama fans PERSIB.

Kepada Persib.co.id, pria yang pernah dinobatkan sebagai pelatih terbaik Asia saat membawa PERSIB lolos ke perempat final Champions Asia ini bercerita kembali soal pengalaman di era kejayaan PERSIB.

Skuad Maung Bandung dibawah pimpinan anda pada saat itu seperti apa?

Di zaman Liga Perserikatan itu memang kita menginginkan prestasi. Karena selama kurun beberapa tahun PERSIB dulu itu sudah lama tidak berprestasi. Memang, tahun 61 juara, tahun 86 juara, 90 juara, 93-94 akhir perserikatan juara, kemudian 94-95 awal liga satu juara.

Bisa digambarkan suasana kompetisi pada saat itu?

Memang, kita menggunakan pola pembinaan ala Perserikatan. Yang lain sudah profesional sedangkan kita belum. Kita belum profesional, belum ada pemain yang dikontrak, kalau lawan-lawanya sudah.

Dengan keterbatasan waktu itu, bagaimana cara membangun iklim kompetitif?

PERSIB waktu itu hampir setiap tahun menjalani pertandingan yang cukup banyak. Dulu, ada kejuaran-kejuaraan milik daerah misalnya Siliwangi Cup. Juga ada turnamen-turnamen di daerah lain. Sehingga di samping kompetisi, ada turnamen itu. Jadi, PERSIB harus siap dan PERSIB selalu diundang, harus siap terus.

Bisa diceritakan perasaan setelah berhasil membawa PERSIB menjadi juara?

Banyak sekali kalau suka dukanya. Tidak ada lagi kepuasan yang sangat besar selain membawa tim juara. Karena dulu menjadi pelatih itu mencoba untuk membahagiakan orang lain. Pada dasarnya membahagiakan orang lain itu ibadah. Bagaimana Bandung ini dengan penonton fanatik yang banyak. Bagaimana agar mereka bahagia, jadi tidak melihat apa-apa selain juara saja.

Selain mengalami pengalaman manis, duka apa yang dirasa saat menjadi pelatih?

Dukanya mah mun ker goreng we (dukanya saat PERSIB lagi jelek). Kemudian juga masyarakat Bandung dari dulu juga kritis, mun goreng (kalau jelek) ya dipoyokan (diejek). Karena itu banyak orang mengatakan kursi pelatih PERSIB itu panas, karena memang masyarakatnya juga kritis.

Perbedaan sewaktu menjadi Pelatih PERSIB dengan sekarang sebagai Penasehat Teknik? 

Sekarang sudah berbeda dengan zaman dulu, ketika meraih gelar juara bersama PERSIB. Sekarang sudah profesional 100%. Jelas berbeda, sekarang kita bisa mendatangkan pemain seperti apapun.

Di era sepakbola modern ini, banyak yang ingin PERSIB diperkuat pemain lokal, apa itu memungkinkan?

Hal-hal seperti itu di zaman sekarang seolah dikesampingkan. Karena sekarang sudah profesional, dimana setiap tahun akhirnya sudah mengarah ke bisnis olah raga.

Persib.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar